06.47 Posted by I'm a MUSLIM




MENGISLAMKAN SEBUAH POHON ?
Oleh : Badri Khaeruman

Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara yang memiliki hutan yang cukup luas, sehingga dikenal sebagai paru-paru dunia, namun yang perlu dicermati saat ini muncul fenomena isu yang perlu di kaji ulang dengan peran Indonesia sebagai paru-paru dunia, yakni tentan isu global warming. Global warming yang jika diartikan kedalam bahasa Idonesia yaitu pemanasan global adalah muncul nya suhu yang lebih tinggi dipermukaan bumi akibat dari terlalu banyak nya CO2 yang berada di permukaan bumi dikarenakan CO2 yang diproduksi manusia dari segala aktivitasnya yang dilakukan tidak bisa terserap ke atmosfer sehingga sang karbondioksida tersebut memantul lagi ke bumi, sehingga muncul berbagai fenomena alam yang terjadi di bumi. Fenomena-fenomena tersebut adalah munculnya kondisi iklim yang tidak bisa ditentukan, munculnya hujan asam yang dapat menyebabkan korosi dan mematikan vegetasi alam, munculnya berbagai endemic penyakit, dan lain-lain.
Kejadian tersebut sebenarnya dapat di atasi dengan cara penanggulangannya adalah dengan adanya pohon sebagai tumbuhan yang dapat menyerap CO2 dan menghasilkan O2 bagi kehidupan manusia, namun ironisnya hutan yang notabenenya sebagai tempat habitat pohon-pohon besar hidup menjadi hanya sebuah hutan yang saat ini tanpa fungsi. Kerusakan hutan di Indonesia dilaporkan Greenpeace Asia Tenggara , bahwa setiap jamnya mencapai 300 kali lapangan sepak bola. Rekor kerusakan ini konon layak masuk Guiness Book of Record, dan bukan karena prestasi, melainkan karena kejahatan lingkungan yang sangat mencemaskan. Hal ini perlu diperbaiki dengan ara mengubah cara pandang manusianya tentang betapa pentingnya sebuah pohon bagi kehidupan makhluk di alam raya ini. Lalu mengapa mengislamkan pohon itu ? Jawabannya adalah , agar tidak jahat dan merusak kepentingan makhluk hidup lainnya , sehingga pohon kembali pada fungsi awalnya , yakni membuat kehidupan lebih nyaman dan sejuk. Al Quran mengisyaratkan bahwa : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. ( Ibrahim : 24-25 ).
Dalam hal ini yang diislamkan memang bukan pohonnya, tetapi sikap dan pandangan hidup manusia terhadap pohon-pohon di alam jagat raya ini, terutama terhadap pohon-pohon tertentu yang dalam kepercayaan masyarakat tradisional, di atu sisi sangat baik bagi menghijaukan lingkungan, namun di sisi lain tampak dinilai sebagai sikap syirik dan tidak rasional yang dilarang islam, seperti pandangan tentang pohon keramat. Istilah keramat sebenarnya diambil dari bahasa arab yakni karomah yang berarti dimuliakan. Sesuatu yang dimuliakan itu menjadi haram untuk dimanfaatkan secara langsung , seperti diambil dahan maupun daunnya apalagi ditebang.
Pohon itu harus berdiri tegak dan menjulangke langit, dan manusia hanya boleh mengambil manfaat mata airnya saja. Dalam kehidupan masyarakat di kampung yang sebagian besar masih konservatif, pohon keramat masih menjadi sesuatu yang sangat sacral, sehingga orang-orang pun dilarang keras untuk meng eksploitasinya baik dalam skala kecil maupun besar.
Ekstrimitas keyakinan masyarakat tradisional yang berasal dari kepercayaan nenek moyng mereka secara turun temurun itu, bisa diubah dan diarahkan pada hal-hal yang rasional dengan tanpa menguubah manfaatnya. Karena manfaat adanya kepercayaan ini menjadi inti bagi konsep penghijauan dan lingkungak hidup, dimana masya rakat tidak sembarangan menebang pohon, jika jelas-jelas pohon itu dikramatkan. Caranya adalah mengmbalikan arti keramat itu kepada asal bahasanya yaitu karomah yang artinya dimuliakan. Pohon yang dimuliakan karena fungsi alaminya yaitu untuk menghijaukan bumi dan langit yang sangat dibutuhkan bagi makhluk hidup di alam ini. Adanya mata air karena adanya ppohon yang dimuliakan, yang mampu menangkal banjir dan kerusakan alam lainnya. Adanya banjir di Jakarta dan tempat lainnya karena pohon rambutan, jatinegara, keramatjati,dan pohon kemang yang dimuliakan itu telah berubah menjadi nama jalan dan nama tempat yang telah hilang bersama hilangnya fungsi alamiah dari pohon tersebut.
Pohon kemang saja contohnya, pohon kemang merupakan pohon yang tinggi besar, lurus, dan buahnya sangat besar sebesar ukuran pangkal lengan orang dewasa, dan jika matang warna buahnya kekuningan dan rasanya manis asam, dan enak dimakan di suhu yang panas seperti di Jakarta. Bagaimana menkampanyekan memuliakan pohon, sehingga sesuai dengan fungsi alaminya ? Menurut saya yang paling efektif adalah melalui bahasa agama dan nilai-nilai tradisional setempat yang lazim disebut kearifan local, yang disampaikan para ulama maupun ahli agama, yang mampu menyampaikan pesan ini kepada masyarakat. Namun pribahasa mengisyaratkan bahwa bila air di hlu keruh, maka air di hilir pun akan keruh pula, artinya yang membuat keruh itu bukan masyarakat kecil tetapi masyarakat yang ada di hulunya dan kerusakan lingkungan kita memang adanya di hulu, dan masyarakat inilah yang terlebih dahulu diislamkan, sehingga pohon-pohon yang ada di hulu sungaii itu pun mampu dimuliakan dan mampu memerankan fungsi alaminya.

0 komentar:

Posting Komentar